Review Film 13 The Haunted (2018)

Inilah film horor yang terlalu terobsesi dengan angka 13

13 The Haunted menceritakan Rama (Al Ghazali) dan teman-temannya yang ingin membuat vlog yang dapat menyaingi video penelusuran tempat seram yang dibuat oleh The Jackal, akun vlog yang dikelola Klara (Mikha Tambayong) dan Joy (Achmad Megantara). Alih-alih membuat vlog di pulau Ayunan, pulau seram yang bahkan tidak ingin didatangi Klara, mereka malah menemukan pulau tersebut sebagai tempat liburan yang menyenangkan. Namun, satu persatu hal aneh mulai dialami oleh mereka yang tengah berliburan. Berkat peringatan dari Joy dan Klara, mereka yang tengah berlibur pun menyadari bahwa tragedi pembantaian satu keluarga yang terjadi 13 tahun lalu di pulau Ayunan benar adanya.

Film ini hanya tampak menarik karena menampilkan aktor dan aktris yang sedang naik daun seperti Al Ghazali, Steffi Zamora, Atta Halilintar, bahkan Chef Juna (yang untungnya tetap mendapatkan peran sebagai chef). Jika membicarakan kualitas akting dari para pemeran utama, yang tampil cukup baik adalah Mikha Tambayong dan Achmad Megantara yang memang sudah terbiasa mengolah peran. Setting dari film ini pun dieksekusi dengan cukup niat, terutama ketika menayangkan para pemeran kita yang berlibur di pulau Ayunan. Premis dari film ini seolah mengajarkan kita untuk tidak menantang bahaya demi konten media sosial dan popularitas, dan cukup efektif disampaikan melalui dialog Celsie (Valerie Thomas) dan Klara. Hanya saja setelah itu film malah seperti sedang meliput liburannya para anak orang kaya.

Memasuki babak kedua, film bertransformasi dari meliput liburan para pemerannya menjadi sajian horor yang tidak jelas tujuannya. Terlalu lama bercerita mengenai keseruan pengalaman Rama dan kawan-kawannya, film ini tetiba membangun cerita horor (yang sebenarnya tidak seram) yang berlatar belakang dari benarnya peristiwa tragis di pulau Ayunan. Lalu, apa yang kemudian diceritakan dalam film ini? Bukannya membahas kisah tragis tersebut, dan malah menampilkan plot baru tentang 13 cara melihat hantu. Film ini memang menyebutkan cara-cara melihat hantu tersebut dari nomor 1 hingga 13, dan membuat para tokoh kita makin terlihat bodoh. Akhirnya, film memilih skenario tentang menyelamatkan diri dari pulau berhantu tersebut tanpa menjawab pertanyaan penonton mengenai apa yang sebenarnya pernah terjadi di pulau tersebut? Memang akan ada film kedua untuk menjawab pertanyaan tersebut, tetapi alasan itu bukanlah menjadi pembenaran untuk memberikan akhir yang menggantung untuk film ini. Singkatnya, film tentang liburan ke pulau berhantu ini hanya diselesaikan dengan narasi 13 cara melihat hantu. Sungguh kasihan sekali tokoh-tokoh hantu pada film ini, tidak penting, tidak diberikan deskripsi sebab akibat mengapa mereka menjadi hantu.

Film yang terlalu terobsesi dengan angka 13 ini adalah alasan mengapa film horor berpremis “pergi ke tempat seram demi konten” sudah usang dan bukan ide yang baik untuk memulai sebuah film horor. Untung saja saya menonton film ini dari TV secara gratis. Untuk film ini, saya memberikan nilai 2 dari 10.

Sekuel dari film ini, Kembalinya Anak Iblis baru dirilis tanggal 5 September lalu. Bagi yang penasaran dengan latar belakang teror di pulau Ayunan, yang tidak diceritakan pada film ini, boleh saja menontonnya, tetapi risikonya mohon tanggung sendiri. Semoga film tersebut masih bertahan di bioskop (ketika kalian membaca tulisan ini).

2 thoughts on “Review Film 13 The Haunted (2018)

  1. Pingback: Review Film Kembalinya Anak Iblis | Notes of Hobbies

Leave a comment