Review Film Brahms: The Boy II

Mengapa Brahms muncul lagi?

Saya mengenang The Boy (2016) sebagai sebuah film horor yang sangat tak terduga karena memiliki plot twist yang mind blowing. Akhir dari film tersebut mematahkan ekspektasi penonton yang benar-benar menanti sosok supranatural di balik boneka porselen bernama Brahms. Pada awal bulan ini, saya kaget ketika mengetahui bahwa film tersebut memiliki sekuel yang kembali menyajikan premis bahwa Brahms benar-benar boneka berhantu. Tentu saya penasaran, bagaimana kah Stacey Menear selaku penulis naskah mengembangkan cerita tentang Brahms yang saya kira sudah berakhir pada film pertamanya?

Pada Brahms: The Boy II dikisahkan Liza dan anaknya, Jude yang melewati suatu malam tanpa sang kepala keluarga yang sedang lembur, Sean. Di malam itu, rumah mereka dirampok, membuat Liza terluka dan Jude trauma hingga tidak ingin berbicara lagi. Berdasarkan saran psikiater, Sean membawa keluarganya pindah sementara ke sebuah rumah di tanah milik keluarga Heelshire. Rumah tersebut bertetangga dengan rumah utama keluarga Heelshire pada film sebelumnya. Ketika berkeliling, mereka bertemu seorang pemburu lokal bernama Joseph. Jude pun menemukan boneka Brahms yang terkubur, lalu diizinkan untuk membawanya pulang. Liza yang semula senang mendengar Jude mau berbicara lagi setelah bermain dengan boneka Brahms, lama kelamaan malah khawatir. Jude terlihat melakukan hal yang mengerikan dan tidak bisa dipisahkan dengan Brahms apalagi setelah ia menunjukkan sederet peraturan yang menurutnya berasal dari Brahms.