4 Film Indonesia Terfavorit Sepanjang 2020

6? Katanya cuma 4? Eits, tunggu Dulu!

Tidak perlu ditanyakan kembali apa yang terjadi pada tahun 2020. Sebuah tahun yang mengugurkan rencana gemilang dari banyak orang, termasuk bagi orang-orang yang bekerja di industri perfilman. Secara umum pun, jumlah film Indonesia yang akhirnya dirilis selama tahun 2020 tentu lebih sedikit, bahkan beberapa ada yang batal tayang di bioskop. Namun, batal tayang di bioskop bukan berarti film yang sudah dikerjakan langsung dikubur dan dilupakan begitu saja. Beberapa film bioskop berbelok menjadi tayang di berbagai layanan streaming, ada juga yang menunda tanggal perilisan hingga bioskop dibuka kembali. Selama 2020 lalu, saya pun hanya menonton 32 judul berbeda film Indonesia dari berbagai sumber, jumlah yang jelas lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tanpa memperhitungkan bulan April hingga Agustus, berarti rata-rata saya menonton 4 sampai 5 film Indonesia di setiap bulannya.

Kali ini, saya hanya akan menyebutkan 4 film Indonesia terfavorit saya selama tahun 2020. Saya turunkan banyak film yang akan dibahas karena jumlah film yang saya tonton pun relatif sedikit. Sebagai catatan, saya belum kembali ke bioskop sejak Desember lalu, juga referensi menonton saya di layanan streaming cukup terbatas. Jadi, jangan heran jika kalian tidak melihat beberapa judul film yang mendapat feedback positif seperti The Science of Fictions atau Mudik (yang eksklusif tayang di Mola TV). Dalam mengulas ulang film-film yang akan saya sebutkan pun, saya mungkin akan menyebutkan spoiler dari masing-masing film. Jadi, berhati-hatilah dalam membaca bagi yang masih menghindari spoiler.

Sebelum membahas keempat film tersebut, saya akan menyebutkan film-film yang termasuk dalam Honorable Mentions. Ada dua film yang saya pilih. Pertama adalah #TemanTapiMenikah2, yang meski tidak semengesankan film pertamanya, tetapi berbagai kekurangan dari film ini berhasil ditambal oleh kehadiran Mawar De Jongh, membuat keseluruhan film lebih menghibur dibandingkan pendahulunya. Kedua adalah Pelukis Hantu, debut Arie Kriting yang tayang di Disney+ Hotstar, yang membuat karya Arie berikutnya patut ditunggu. Berikutnya, mari langsung saja kita bahas film-film Indonesia yang saya favoritkan selama tahun 2020 kemarin, mulai dari urutan nomor 4.

4. Sejuta Sayang Untuknya

Selama pandemi kemarin, entah mengapa saya lebih menikmati tontonan dengan para tokoh yang membumi. Contohnya saja, sinetron Preman Pensiun 4 dan Awas Banyak Copet (rerun dari tahun 2017) yang sempat menemani masa-masa sahur dan libur Lebaran lalu. Dari sisi film Indonesia, Sejuta Sayang Untuknya berhasil membuat saya terikat kepada cerita yang diperankan Syifa Hadju dan Deddy Mizwar ini. Kita pun akan terhibur melihat sang tokoh utama yang idealis, Aktor Sagala, menghindari berbagai tagihan hutang demi menghidupi keluarganya. Kita pun akan mudah jatuh cinta kepada Gina yang memaksa sang ayah untuk realistis. Berbagai sindiran subtil pun tak lupa akan kita temui dari dialog Aktor yang terobsesi dengan Al Pacino ini.

3. Mekah I’m Coming

Mekah I’m Coming adalah suguhan komedi yang tidak membuat penontonnya untuk berpikir keras. Mengangkat isu agama tentang penipuan perjalanan haji dan haji hoax, film ini tetap berhasil menyampaikan pesannya tentang ibadah haji itu sendiri. Bahwasanya setiap orang yang berhasil berangkat haji bukan hanya karena harta yang dimilikinya, melainkan karena memang sudah diundang oleh Allah. Meski hanya mengangkat isu penipuan haji dari sisi sang korban, film ini tetap termaafkan karena konsisten mengundang tawa hingga adegan terakhir.

2. Quarantine Tales

Kita semua patut setuju bahwa Quarantine Tales adalah film yang mewakili kondisi kita di tahun 2020 silam. Terinspirasi dari kondisi pandemi di negeri ini, dan dikerjakan dengan berbagai keterbatasan dan kesederhanaan, Quarantine Tales justru menjadi salah satu film omnibus lokal terbaik bagi saya. Dua segmen favorit saya, Prankster dan The Protocol, sukses menyampaikan visi penulisnya meski memiliki setting yang sangat sederhana. Happy Girls Don’t Cry, meski memiliki adegan konklusi yang berlebihan, tetap sukses mengangkat isu tentang jurang antara si kaya dan si miskin selama masa pandemi ini. Sementara itu, Nougat dan Cook Book tetap menjadi sajian yang menarik, yang bila dijadikan sebuah film panjang sendiri akan layak untuk dinanti.

1. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (Director’s Cut)

Menjadi film Indonesia terfavorit saya pada kuarter pertama tahun 2020 yang lalu, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini keluar sebagai juara bertahan. Mana lagi film yang berhasil menawarkan cerita yang relevan hampir ke semua penontonnya? Cerita tentang tanggung jawab anak sulung, eksistensi anak tengah di keluarga, serta kebebasan anak bungsu membuat film ini menjadi tontonan yang kompleks tetapi penuh inspirasi. Versi director’s cut-nya lebih saya rekomendasikan karena menggali motivasi beberapa karakternya lebih dalam.

Sekian pilihan film terfavorit saya sepanjang tahun 2020. Adakah film terfavorit kalian yang berbeda dengan pilihan saya? Mari berbagi judul beserta alasannya!

Leave a comment