Multireview Edisi 23: 4 Film Mancanegara di Bioskop September 2023

Berikut ini adalah ulasan singkat dari keempat film luar Indonesia yang hadir di bioskop kita pada bulan September lalu. Tidak hanya genre dan ceritanya yang variatif, tetapi juga raihan jumlah penontonnya selama tayang. Ada film yang sangat populer karena dijadikan wahana uji nyali oleh sebagian besar penonton remaja kita. Ada pula film yang kurang dilirik tetapi sejatinya lebih berbobot karena begitu relevan dengan sebuah tren yang eksis di era teknologi ini. Langsung saja, ini lah keempat film tersebut diurut berdasarkan waktu tonton saya.

Review Film Evil Dead Rise

Film horor terbrutal tahun ini?

Beberapa saat sebelum merampungkan tulisan ini, saya sedikit mencari tahu tentang franchise Evil Dead yang ternyata dimulai Sam Raimi sejak tahun 1981. Film Evil Dead yang agak familiar bagi saya adalah soft reboot dari trilogi aslinya yang dirilis tahun 2013 silam. Pada film tersebut, ternyata sekuens brutal bermandikan darah dan memotong tubuh tak segan untuk disajikan. Begitu juga dengan Evil Dead Rise arahan Lee Cronin yang terakhir tayang di bioskop. Mulai dari menit pertamanya, penontonnya sudah dibuat waspada akan adegan-adegan yang membuat tidak nyaman.

Review Film Shazam! Fury of the Gods

Akhirnya kita melihat keluarga Shazam menggunakan kekuatannya

Empat tahun lalu saya menempatkan Shazam! (2019) sebagai film DCEU terfavorit hingga saat itu. Alasannya adalah karena filmnya hadir literally lebih berwarna dan memiliki plot eksplorasi kekuatan superhero yang menghibur. Kejutan terbesar yang diberikan adalah protagonisnya akan memiliki saudara sesama pahlawan super di akhir cerita. Sejak saat itu, perlu waktu lama bagi kita untuk melihat para Shazamily menunjukkan aksinya, yakni pada Shazam! Fury of the Gods yang kembali disutradarai oleh David F. Sandberg.

Review Film Black Adam

Film yang tidak sepenuhnya tentang Black Adam

Setidaknya ada dua alasan mengapa Black Adam menjadi film superhero yang tak seharusnya dilewatkan. Pertama, penampilan Dwayne Johnson yang akhirnya mendapatkan peran manusia super di “panggung” yang lebih besar. Kedua, posisi Black Adam sebagai anti-hero setelah sebelumnya kita sudah mengenal sosok Billy Batson dalam Shazam (2019), yang diberikan kekuatan serupa. Bagi saya, daya tarik film ini bertambah satu, yaitu bagaimana sang sutradara dan para penulis naskahnya menciptakan pahlawan lokal versi semesta DC, yang latar tempatnya jauh dari “kandang” Batman dan teman-temannya.

Multireview Edisi 13A: 4 Film Mancanegara September – Oktober 2022

Dalam dua bulan terakhir, ketika tulisan ini pertama kali dimulai, setidaknya saya telah menonton 23 judul film berbeda. Dari semua judul, tentu ada yang paling berkesan, ada yang kurang menarik, ada juga yang sebenarnya menarik walaupun ceritanya tidak begitu berkesan. Untuk kategori terakhir, bisa disebabkan karena genrenya yang paling beda dari yang lain, ataupun diperankan oleh aktor/aktris yang pernah memberikan penampilan outstanding. Mungkin, keempat film yang akan saya bahas kali ini mayoritas termasuk dalam kategori ketiga. Keempatnya saya saksikan di bioskop tanpa memasang ekspektasi apapun, karena saya kini sudah semakin jarang menonton trailer film secara niat.

Seperti biasa, apabila ada film yang tidak muncul pada daftar ini, sebabnya antara akan saya bahas khusus dalam satu artikel atau karena saya memang melewatkannya.

Multireview Edisi 9: 4 Film Mancanegara dari Layanan Streaming

Tulisan ini adalah penutup berbagai artikel ulasan film yang saya buat di triwulan pertama tahun 2022 ini (yang akhirnya terlambat diselesaikan karena berbagai alasan). Semenjak awal pandemi dua tahun lalu, pilihan film baru populer yang dapat ditonton memang tidak hanya tidak berasal dari penayangan di bioskop saja. Ketika kini bioskop sudah lumayan ramai kembali pun, opsi merilis film baru di layanan streaming masih banyak diambil. Oleh karenanya, kini saya akan menambahkan empat ulasan film yang ditayangkan di layanan streaming, yang mungkin terlewat untuk saya bahas di hari kemarin.

Review Film Malignant (2021)

Makhluk seram apa lagi yang akan muncul?

Dua tahun lalu, ketika sedang bosan di awal pandemi, saya sempat menonton Sakral (2018), yang saya benarkan sebagai rangkuman berbagai film horor Indonesia. Film tersebut banyak mengandung jumpscare dan adegan sadis yang sebelumnya dapat kita temui pada beberapa film horor medioker lokal kita. Sama halnya dengan Malignant (2021), yang ketika selesai menontonnya, dapat saya katakan sebagai rangkuman berbagai film yang pernah dibuat James Wan. Karena sejak adegan pertamanya saja, kita sudah menyaksikan visualisasi lorong horor yang sudah common berikut aftermath dari pembunuhan masal yang mengerikan.