Daily Archives: October 8, 2019

Review Film Danur 3: Sunyaruri

Poster dan teaser film ini adalah bagian terbaik dari film ini. Titik.

Danur 3: Sunyaruri adalah film yang mengecewakan. Ketika pertama kali melihat teaser dari film ini, ekspektasi saya mendadak tinggi, mengharapkan film ketiga ini akan menjadi film yang benar-benar mencekam, mengancam Risa dan kelima teman hantu ciliknya. Ternyata malah kekecewaan saya yang cukup tinggi setelah menonton film ini hingga selesai. Mengapa?

Sosok Canting yang muncul pada akhir dari Danur 2: Maddah kembali muncul mengawali film ini, tetapi bukan untuk diceritakan. Namun Canting membuka narasi tentang karir Risa (Prilly Latuconsina) yang kini menjadi penulis novel mistis, menulis berdasarkan kisah para arwah yang ia kenali. Risa kini sudah menjalani kehidupan orang dewasa, tetapi sulit berteman dengan orang lain karena bakat miliknya juga teman-teman arwah ciliknya, Peter, William, Jansen, Hendrik, dan Hans (yang pada film ini lebih sering diabsen satu persatu dibanding pada film sebelumnya). Untungnya Risa kini memiliki kekasih, Dimas (Rizky Nazar) dan akrab dengan teman-temannya. Akhirnya Risa dapat menghabiskan waktu lebih lama dengan teman-temannya di dunia nyata dibandingkan Peter cs. Khawatir Dimas dan teman-temannya tidak dapat menerima kenyataan dalam dirinya, juga takut bahwa Peter cs akan membahayakan teman-teman nyatanya, Risa memutuskan untuk menutup mata batinnya. Namun Risa dan adiknya, Riri (Sandrinna Michelle) diteror hujan tanpa henti. Risa pun ternyata tetap dapat merasakan kehadiran makhluk halus di rumahnya.

Dapat saya katakan, pada film inilah hubungan Risa dan Peter cs paling ditonjolkan. Kita akan melihat bagaimana kebersamaan mereka hingga Risa dewasa sedangkan Peter cs tetap sekumpulan anak kecil, yang seharusnya sudah ditunjukkan sejak film pertama. Mengingat durasi film relatif pendek, kita hanya menikmati kebersamaan mereka sebentar saja, begitu juga momen di mana Risa mulai khawatir akan bahaya yang disebabkan Peter cs terhadap teman-temannya. Perihal beberapa kejadian pun tidak dijelaskan secara tuntas membuat kita tidak tahu jelas sebab-sebab dari apa yang terjadi pada film. Misal, mengapa mata Risa membengkak setelah memutuskan untuk menutup mata batinnya? Saya pun belum menambahkan bahwa tokoh teman-temannya Dimas yang muncul pada pertengahan pertama film dapat dihilangkan. Kehadiran mereka tidak menambahkan plot tambahan yang sudah saya ekspektasikan, seperti kecemburuan Risa atau drama cinta segitiga.

Ada yang tahu, Kartika, wanita misterius yang berkomunikasi dengan Risa ini siapa sebenarnya?

Mari beralih ke aspek horor dari film ini. Film ini kembali memberikan jump scare yang tak terduga. Atmosfer rumah Risa yang menyeramkan dibangun dengan dukungan lagu Boneka Abdi, yang pada film ini lagi-lagi paling sering dimainkan dibanding pada kedua film sebelumnya. Lagi-lagi juga kejadian-kejadian mengerikan pada film ini kurang diberikan latar belakang. Pertama, dunia tempat Peter cs bersembunyi sejak awal film, tidak ada narasi yang menyebutkan tempat apakah itu sebenarnya? Yang paling mengesalkan adalah penyebab utama dari peristiwa paling mengerikan pada film. Menuju konklusinya, film memberikan plot twist yang tidak didukung petunjuk-petunjuk yang cukup sejak awal film. Memang ada flashback yang menjelaskan motif sang antagonis meneror Risa, tetapi itu berupa plot yang tidak pernah ditunjukkan baik sejak awal film maupun pada kedua film sebelumnya. Motifnya pun terkesan sepele. Twist tersebut kemudian malah membuat babak ketiga film ini kehilangan nuansa seramnya. Yang terburuk, adegan berdarah Risa yang ditunjukkan pada teaser film ini tidak ditunjukkan sama sekali pada babak ketiga. Sang sutradara malah mengisi durasi babak terakhirnya dengan scene-scene yang cenderung repetitif.

Aftermath dari film ini terbilang yang terburuk dibandingkan kedua film sebelumnya. Kejadian mengerikan di akhir cerita dibuat berlalu begitu saja. Kekhawatiran Risa sejak awal film dibiarkan inkonklusif, tidak menjawab apakah Dimas dapat menerima Risa yang berbakat tak biasa. Tentang hubungan Risa dan Peter cs yang seharusnya menjadi paling mengharukan di akhir cerita, justru malah menjadi kurang mengharukan. Itu karena film terlalu tergesa-gesa dalam memberikan konklusi akan hubungan mereka, lalai untuk menegaskan kembali kehangatan drama yang telah dibangun sejak pertengahan film.

Jika film ini merupakan film terakhir Danur Universe yang menceritakan Risa dan Peter cs, maka film ini mengakhiri sekuel Danur dengan mengecewakan. Tentu mengecewakan karena gagal menunjukkan rasa haru pada konklusinya, juga gagal menjadi tontonan yang benar-benar menegangkan. Oleh karena itu saya hanya memberikan nilai 4 dari 10 untuk Danur 3: Sunyaruri.