Review Film Jeritan Malam

Akankah adaptasi cerita ini mengecewakan seperti Keluarga Tak Kasat Mata?

Film adaptasi cerita Keluarga Tak Kasat Mata dua tahun lalu termasuk daftar film horor paling mengecewakan yang pernah saya tonton. Selain banyak plot yang dihilangkan, sang penulis naskah juga lalai dalam menyisipkan pesan moral dari sang pemilik cerita pada filmnya. Tahun ini, sebuah cerita horor yang lebih dulu terkenal di forum yang sama kembali dibuatkan versi filmnya. Ditulis dengan jumlah chapter yang relatif banyak, akankah Jeritan Malam menjadi sebuah cerita adaptasi yang sukses? Sayang saya tidak bisa menilainya karena sebelumnya saya tidak pernah membaca satu bagian pun dari cerita Jeritan Malam yang ditulis sejak tahun 2015 silam. Dengan demikian saya akan mengulas film ini sebagai sebuah film yang utuh.

Jeritan Malam berisi cerita pengalaman Reza (Herjunot Ali) sejak kelulusannya dari kampusnya. Ia menganggur cukup lama sebelum mendapatkan pekerjaan yang mengharuskannya merantau ke Jawa Timur dari Jakarta. Pekerjaan tersebut praktis membuatnya harus berpisah dengan orang tuanya, juga kekasihnya, Wulan (Cinta Laura). Berkaitan dengan tema pada film ini, sejak awal kita sudah ditunjukkan watak Reza yang tidak percaya hal-hal berbau mistis karena tragedi di masa lalu. Ia yakin setiap takhayul dapat dijelaskan dengan logika dan setengah hati menerima jimat yang diberikan ayahnya sebelum pergi dengan kereta. Sesampainya di tempat Reza bekerja, kita akan berkenalan dengan Indra (Winky Wiryawan) dan Minto (Indra Brasco) yang akan menjadi teman se-mess dari Reza. Sepanjang film pun kita akan disuguhi misteri di mess tempat tinggal mereka bertiga yang juga dijaga oleh Pak Dikin (Fuad Idris), dimana semua penghuni kecuali Reza sudah terbiasa dengan gangguan mistis seperti terdengarnya jeritan misterius saat tengah malam dan hantu yang terkadang menyerupai sosok salah satu dari mereka. Reza yang merasa tidak percaya dunia gaib pun tentu tidak percaya dengan kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh kedua temannya.

Bagi para penonton yang sudah percaya akan adanya dunia mistis, karakter Reza akan dinilai sebagai sosok yang sangat menyebalkan. Ia benar-benar menolak untuk mempercayai hal mistis yang ia alami atau dengar, bahkan meremehkannya. Ketika mata batinnya sejenak dibuka, ia malah merasa baru dihipnotis oleh orang pintar yang hendak menyelamatkan para penghuni mess. Bahkan ketika temannya dihantui di hutan hingga tak sadarkan diri, ia malah menyalahkan racun tumbuhan di hutan. Terhadap peristiwa seram di mess tempat tinggal Reza, film pun melibatkan sebuah tragedi yang dialami Wulan dalam rangka membuat Reza penasaran akan apa yang dahulu terjadi di tempat tinggalnya. Ketika kita dibuat kesal dengan skeptisnya Reza, terkadang kita pun akan berhasil dibuat tertawa oleh suasana ketakutan kedua penghuni lainnya, terutama Minto.

Kita akan sedikit dibuat kaget ketika film ini menunjukkan adegan-adegan seramnya. Meski demikian penampilan makhluk-makhluk seram di film ini cukup konsisten dan meyakinkan. Walaupun demikian saya tetap kecewa berat dengan CGI penampakan makhluk-makhluk kecil di hutan yang membuat saya bertanya “Apakah itu dark mode dari Upin dan Ipin?” Selain menceritakan pengalaman horor yang dialami Reza, film pun sedikit mengangkat fenomena penglaris makanan di awal film, yang pada bagian akhir turut menjadi bagian dari konklusi film.

Keseluruhan film sesungguhnya adalah pengalaman pribadi Reza menuju versi dari dirinya yang mempercayai adanya dunia gaib. Dengan demikian film agak mengesampingkan beberapa misteri yang tak terjawab seperti asal usul jimat yang diberikan oleh ayah Reza dan apa yang pernah terjadi di tempat tinggal Reza. Bagi penonton yang mengharapkan film akan mengungkap sejarah dari para arwah yang menggentayangi, tentu akan keluar bioskop dengan rasa tidak puas. Film pun tidak mengambil sudut pandang lain seperti ritual apa yang direncanakan oleh sang dukun terhadap Reza, apakah tipu daya atau ada salah paham? Terhadap teman-teman Reza pun, mengapa mereka tidak berusaha mencari tempat tinggal lain jika sudah tahu mess mereka berhantu? Apakah kejadian-kejadian di mess juga diketahui atasan mereka?

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada film disertai narasi yang baik walau terkadang berlebihan. Maksudnya, ada adegan yang cukup ditunjukkan saja tanpa monolog dari Reza. Pesan akhir pada film ini pun tersampaikan dengan cukup baik. Dengan demikian nilai saya untuk film ini tidak terlalu buruk, 5 dari 10.

Leave a comment