Review Film Melodylan (2019)

Inikah pengawal tren film adaptasi cerita Wattpad?

Hari ini saya mengetahui bahwa kanal Youtube MD Entertainment juga menyediakan beberapa filmnya untuk ditonton secara gratis selama masa Stay at Home ini. Salah satu film yang tersedia adalah Melodylan, yang tahun lalu banyak dikaitkan dengan Dilan 1991 karena kemiripan judulnya. Padahal antara trilogi Dilan dan film ini tidak ada hubungannya sama sekali, judulnya pun tak sengaja mirip. Bagi yang tertarik untuk menontonnya, bisa langsung cek link berikut selagi masih ada.

Melodylan mengisahkan Melody (Aisyah Aqilah) yang baru pindah ke SMA Starlight dan langsung menjadi buah bibir di sekolahnya. Ia diketahui baru pulang bersama Dylan (Devano Danendra), kakak kelasnya yang dikenal sulit untuk tertarik ke perempuan lain. Dylan sendiri baru putus dari Bella (Zoe Abbas), tapi tetap bersahabat. Melody kembali menjadi sorotan siswa lain tatkala ia juga ketahuan pernah pulang diantar Fathur (Angga Yunanda), siswa yang ternyata sedang didekati Bella. Film juga menceritakan alasan Melody pindah sekolah, yang berhubungan dengan kelakuan mantan pacarnya.

Cerita yang ditawarkan film ini adalah tentang proses move on dan menerima nasib cinta bertepuk sebelah tangan, yang sesuai dengan target pasarnya. Juga cukup menggelitik ketika permasalahan utama yang diangkat adalah cinta segiempat yang dialami para pemeran utamanya. Ya, sepanjang dua pertiga film kita akan melihat hubungan berikut: A mulai suka B, B mengharapkan C, C mengejar D, dan D menyukai A. Untuk menambah bumbu cerita, ditambahkan juga premis semacam “Karena C tidak menyukai B, maka C mempengaruhi B supaya balik mencintai A”, dan sebagainya. Ketika ada pasangan yang akhirnya berpacaran, kebersamaan mereka terasa begitu cepat karena mendapatkan jatah durasi yang pendek. Yang lebih mengecewakan, akhir kisah keempat pemeran utamanya tiba-tiba dibuat happy ending. Apakah karena faktor durasi atau kemalasan penulis naskah?

Film tentu tak hanya menceritakan kisah cinta kejar-kejaran yang dialami oleh Melody dan Dylan (makanya film ini berjudul Melodylan). Beruntung Melody tidak diceritakan sebagai anak baru yang susah mendapatkan teman. Di sini, Melody ditunjukkan punya dua sahabat yang menyenangkan dan masing-masing sudah memiliki pacar. Sisi lain Dylan, yang cukup mengejutkan pun ditunjukkan meski tidak terlalu mendukung perkembangan cerita. Seperti drama anak sekolah kebanyakan, tentu ada siswa(i) antagonis yang ditampilkan, meski urusan sang pemeran utama dengan mereka tidak dibuat berkepanjangan. Yang sedikit meninggalkan kesan mungkin hanya kehadiran mantan pacar Melody dari sekolah lamanya. Betapa menyebalkannya ia pernah mengecewakan gadis secantik Aisyah Aqilah sampai membuatnya pindah sekolah.

Selain drama cinta segiempat, film ini juga menyisipkan beberapa komedi untuk mencarikan suasana. Sayang kebanyakan disampaikan di waktu yang salah dan merusak suasana. Contoh nyatanya adalah kemunculan tokoh pelayan kafe dan pelayan rumah yang kemunculannya malah memicu emosi alih-alih mengundang tawa. Secara tak terduga, interaksi antara kedua teman Melody yang diperankan Naomi Paulinda dan Yasmin Napper lebih mengundang tawa. Apalagi ketika keduanya berdebat tentang maksud “class” yang berbeda. Kehadiran mereka lebih jenaka dibandingkan para komedian yang tugasnya memang untuk melucu.

Menonton film ini, kita akan mendapatkan pengalaman yang tidak jauh berbeda dengan saat kita menonton FTV di channel lokal. Hanya saja, film mencoba menaikkan kualitasnya menjadi film bioskop dengan menebar kemewahan pada latarnya. Sekolah tempat Melody belajar adalah sekolah anak orang kaya. Tempat nongkrong Melody dan teman-temannya pun adalah kafe yang identik dengan menu-menu asing nan mahal. Sayang, naskahnya cenderung “FTV banget”, apalagi dua konflik terakhir yang dihadapi Melody dan Dylan tak perlu terjadi bila mereka dari awal jujur dengan keadaan masing-masing.

Semula saya berniat untuk memberikan nilai yang rendah untuk film ini. Namun, pesona Aisyah Aqilah yang dimaksimalkan oleh film agak memengaruhi niat saya. Ia selalu bersinar di manapun cerita bergulir, membuat saya betah menyaksikannya tanpa riasan mewah sekalipun selama 88 menit lebih. Maka, saya pun menaikkan sedikit nilai saya, menjadi 4 dari 10.

1 thought on “Review Film Melodylan (2019)

  1. Pingback: Review of Review: Movie Journal 2020 | Notes of Hobbies

Leave a comment