Review Film Arini by Love.inc

Tiba saatnya kita mengetahui nama asli Arini

Sosok Arini yang sukses mematahkan hati para pria lajang sudah menarik perhatian sejak perannya dalam dua film Love For Sale (2018). Bagaimanakah sosok Arini yang asli? Petunjuk kecil akan jawabannya sudah dipupuk dalam Love For Sale 2 (2019). Bahkan, rumah produksi yang menciptakan Arini sudah mempersiapkan film spesial yang akan mengungkap asal Arini. Premis dari Arini by Love.inc yang dapat ditonton di Bioskop Online tentu akan menjadi menarik meski filmnya secara keseluruhan dibumbui sci-fi dan sedikit action.

Cerita Arini (Della Dartyan) bermula ketika dirinya melamar pekerjaan di Love.inc yang dipimpin oleh Diana (Marissa Anita). Ketika ditanyai mengenai motivasi bekerjanya, Arini hanya menjawab ingin bahagia. Gagasan tersebut, saat menjadi naskah film ini begitu dangkal. Apakah ada sebuah peristiwa spesifik yang membuat Arini tidak bahagia? Dari mana Arini mengetahui lowongan pekerjaan di perusahaan milik Diana tersebut? Kita tidak akan mendapatkan jawabannya karena bahkan kilas balik Arini sebelum menjadi agen di Love.inc pun tidak diceritakan. Yang ditunjukkan di awal film hanyalah perjanjian kerja antara Diana dan Arini yang mana akan mendapat gaji fantastis dan juga fasilitas yang profesional.

Cerita dari film memang berlatarkan di HQ dari Love.inc sehingga karakter lain yang kita temui adalah agen lain yang bekerja layaknya Arini. Siklus kehidupan Arini semenjak menjadi agen pun berada di siklus tinggal dengan klien yang memesan, pulang ke kantor, lalu ingatan masa lalunya dihapus. Setelah otaknya di-reset, para agen yang bertugas diberi aneka pelatihan sehingga mereka dapat menjadi agen yang memuaskan klien masing-masing. Sayang sekali, kita kurang diperlihatkan mekanisme sistem Love.inc “menjodohkan” para klien dengan agen yang available. Yang akan kita saksikan kelak malah adegan agen yang mencari riwayat kliennya sendiri dan memasangkan dengan dirinya secara sengaja.

Selain Arini, agen lain yang turut diceritakan adalah Tiara (Kelly Tandiono). Pada sebuah sesi khusus sebelum film ini dirilis, Kelly menjanjikan karakter Tiara yang eccentric dan suka bereksperimen. Kenyataannya, Tiara adalah karakter agen yang sering menyusahkan staf Love.inc. Tiara menemukan cara unik supaya ingatannya tidak hilang ketika kembali ke markas Love.inc. perbedaan lain dari dirinya juga adalah suka keluyuran sesuka hati di malam hari, ketika agen lainnya tertidur pulas. Ada juga Galang (Faris Nahdi) yang merupakan agen senior yang tampak mengetahui rahasia besar di Love.inc. Selain Arini yang sosoknya sudah kita kenal, karakter Tiara tentu paling digali meski deskripsi karakter yang dijanjikan kurang akurat. Termasuk karakter Diana yang dideskripsikan sebagai pemimpin yang merupakan pekerja keras, yang pada film secara dangkal digambarkan otoriter dan sering begadang.

Film ini pun sangat berkaitan dengan kejadian yang dialami Arini ketika menjadi pacar sewaan Richard (Gading Marten) pada Love For Sale (2018). Kita pun akan turut menggali kembali memori Arini yang hilang, yakni ketika dirinya bersama Richard. Maka, beberapa easter egg dari film pertamanya akan muncul demi menyenangkan hati para fans Arini. Di sini, karakter Tiara turut terlibat dalam membangkitkan memori Arini. Oleh naskah, cara Arini dan Tiara mendapatkan ingatan mereka kembali dibuat sangat sederhana aturannya.

Saya dapat mengatakan sajian utama dari film ini berupa “one way heist“. Markas Love.inc dikisahkan memiliki pengawasan yang ketat dan punya banyak CCTV. Parahnya, premis tersebut tampak tidak terbukti dilihat dari mudahnya Arini dan Tiara keluyuran setiap malam. Sosok antagonis yang menghalangi mereka dibuat mudah untuk dikalahkan. Upaya Arini baik untuk melarikan diri dari pekerjaannya maupun mendapatkan ingatannya secara utuh pun senantiasa dipermudah naskah yang dangkal. Misalnya, ketika Arini mengingat password komputer admin atau aksi Tiara untuk membuat Diana tertidur pulas yang tidak menimbulkan kecurigaan. Ada pula proses yang kurang detil menggambarkan ingatan Arini yang mendapatkan nama dan biodata klien terakhirnya. Maka itu, alih-alih tegang mengikuti aksi Arini dan Tiara, saya lebih sering menggelengkan kepala melihat rintangan mereka yang dibuat terlalu mudah. Ditambah lagi, akhirnya film ini turut memberikan resolusi yang positif untuk Tiara meski agak memaksa. Bagaikan plot twist yang muncul tiba-tiba pada sebuah film horor.

Arini by Love.inc, sama seperti dua film Love For Sale yang lebih dulu dirilis, memiliki sebuah end credit scene. Sungguh disayangkan tidak ada cerita baru dari adegan tambahan tersebut. Atau, secara keseluruhan, saya dapat mengatakan tidak ada hal baru tentang Arini yang kita dapatkan lewat film ini, selain kita dapat mengetahui nama asli dan kota asal dari Arini. Apabila film ini tayang di bioskop pun, pasti sang produser akan pamer jumlah penontonnya dengan poster bertuliskan “Sekian jumlah orang sudah tahu nama asli Arini”.

3/10

Leave a comment