Monthly Archives: October 2023

Review Film Bangku Kosong: Ujian Terakhir

Sekuel atau remake?

Sebelum membuat ulasan ini, saya membaca kembali ulasan saya tentang Bangku Kosong (2006) yang saya tonton ketika masa pandemi yang lalu. Tujuannya untuk mencari tahu kaitan salah satu film horor terlaris di tahun 2000-an tersebut dengan Bangku Kosong: Ujian Terakhir. Hasilnya nihil, karena Ujian Terakhir bukan sekuel ataupun remake dari karya Helfi Kardit tersebut. Nama sekolah yang menjadi latar tempatnya pun berbeda. Dengan demikian, kutipan “takutnya seperti kejadian dulu” yang sudah diberikan pada trailer tidak mengacu pada kejadian dalam Bangku Kosong (2006).

Continue reading

Review Film Di Ambang Kematian

Poster yang membuat pesimis akan filmnya

Melihat poster dan trailer dari Di Ambang Kematian, saya sempat pesimis dan berencana untuk melewatkannya ketika tayang di bioskop. Namun, saya kembali mendengar kesan bahwa karya dari Azhar Kinoi Lubis yang satu ini tampil lebih sebagai drama dan tidak sebaiknya diremehkan. Ternyata memang benar bahwa Di Ambang Kematian memang tampil lebih baik dibandingkan beberapa film horor sebelumnya yang lebih menonjolkan aspek drama atau meluangkan banyak waktunya untuk bercerita. Praktis filmnya pun menjadi adaptasi utas atau cerita horor viral terbaik sejauh ini.

Continue reading

Review Film Petualangan Sherina 2

Sekuel berjarak 23 tahun yang akhirnya tayang

Nostalgia. Itu lah nilai jual utama yang disajikan Petualangan Sherina 2. Ada selisih waktu yang lumayan panjang untuk menyapa para calon penontonnya yang mungkin merasakan pengalaman sinema lokal pertama mereka lewat Petualangan Sherina (2000). Walaupun demikian, sekuel yang satu ini tetap bisa menarik penonton lintas generasi. Terbukti hingga tulisan ini selesai dibuat, sudah lebih dari 2,22 juta penonton menyaksikannya di bioskop. Sebuah pencapaian yang perlu dirayakan, apalagi Petualangan Sherina tidak bergenre horor – genre yang populer dan hampir selalu laku di Indonesia.

Continue reading

Review Film Satu Hari Dengan Ibu

Film reliji ber-time loop yang mengharukan

Satu Hari Dengan Ibu (SAHDU) tayang ibarat melanjutkan tren dua film bernuansa reliji yang dirilis di bulan September kemarin. Saya pun sempat memprediksikan bahwa SAHDU akan ramai ditonton rombongan ibu-ibu sebagaimana Air Mata Di Ujung Sajadah (AMDUS) yang hingga saat ini sudah mendapatkan tiga juta penonton. Namun, nyatanya tidak. Menurut analisis singkat saya, karena reception dari para penonton awalnya tidak sebaik AMDUS. Selain itu, minat penonton kita sebagian besar tertahan hingga minggu depannya karena kehadiran salah satu film lokal yang paling dinanti.

Continue reading

Review Film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul

Awal dari seri film horor populer?

Setelah populer lewat buku dan serial, Kisah Tanah Jawa kini hadir dalam versi film panjang yang berpotensi melahirkan franchise horor lokal terpanjang. Film pertamanya, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul tampak mengikuti tren film yang diangkat dari tulisan horor viral, yang bagi saya dimulai sejak Keluarga Tak Kasat Mata (2017). Sebabnya, ini bukan kali pertama sebuah film horor diangkat dari novel laris. Pembedanya adalah tokoh utamanya, Om Hao, yang sudah memiliki banyak cerita mistis, yang untungnya bisa meninggalkan daya tarik tersendiri kala pertama kali diperkenalkan.

Continue reading

Review Film No More Bets

Salah satu film terpenting di tahun 2023 ini

Di akhir bulan September kemarin, saya lebih banyak menonton film Indonesia yang ditayangkan di bioskop. Namun, antrian ulasan dari film-film tersebut sengaja saya biarkan mengular demi memprioritaskan tulisan ulasan No More Bets ini untuk segera diselesaikan. Karena cerita yang diangkat oleh film berslogan “Bertambah satu penonton, berkurang satu korban” ini cukup relate dengan sebagian besar berita yang kita dapat melalui media sosial akhir-akhir ini. Yakni tentang bahaya judi online yang berpotensi dapat meningkatkan angka kemiskinan dan kriminalitas di negeri ini. Bahkan, beberapa hari sebelum saya menonton film ini, saya sudah lebih dulu membaca berita yang mengerikan, yang mengatakan bahwa transaksi judi online di Indonesia sudah mencapai angka 200 triliun. Bayangkan, dengan uang sebesar itu, berapa anak yang bisa kita penuhi kebutuhan dan pendidikannya?

Continue reading

Multireview Edisi 23: 4 Film Mancanegara di Bioskop September 2023

Berikut ini adalah ulasan singkat dari keempat film luar Indonesia yang hadir di bioskop kita pada bulan September lalu. Tidak hanya genre dan ceritanya yang variatif, tetapi juga raihan jumlah penontonnya selama tayang. Ada film yang sangat populer karena dijadikan wahana uji nyali oleh sebagian besar penonton remaja kita. Ada pula film yang kurang dilirik tetapi sejatinya lebih berbobot karena begitu relevan dengan sebuah tren yang eksis di era teknologi ini. Langsung saja, ini lah keempat film tersebut diurut berdasarkan waktu tonton saya.

Continue reading

Double Review: KinoFest 2023 – Bandung

Pada tanggal 21 hingga 27 September lalu, pagelaran KinoFest kembali diadakan oleh Goethe-Institut di beberapa negara Asia Tenggara dan Pasifik. Di Indonesia, lokasi spesifiknya ada di kota Jakarta dan Bandung. Sayang sekali, dari 12 film yang ditayangkan di Bandung, saya hanya sempat menonton dua film yang ternyata dirilis di tahun 2023. Berikut ini adalah ulasan singkat saya terhadap keduanya yang ternyata sangat khas Eropa, dilihat dari budaya yang diangkat dan sinematografinya. Keduanya ternyata ditayangkan lebih awal pada Festival Film Berlin sebelum penayangan reguler masing-masing.

Continue reading

Review Film Sleep

Film horor tentang orang tidur?

Dari Indonesia, ada Sleep Call yang mengangkat fenomena mencurahkan keresahan sebelum tidur kepada yang terkasih. Sementara itu, Korea juga memiliki film yang judulnya menggunakan kata Sleep, literally Sleep, yang mendapatkan dua nominasi ketika diputar pada festival film di Cannes. Sebenarnya, bisa juga karya dari Jason Yu ini diberi judul “Sleep Call”, yang maknanya dapat ditafsirkan sebagai “berbicara ketika tidur”. Karena dalam lingkup yang lebih luas, Sleep adalah sajian horor tentang seorang suami yang mengalami gangguan tidur.

Continue reading

Review Film Jomblo Fi Sabilillah

Film untuk para bujang lapuk?

Melihat poster dan referensi dari Jomblo Fi Sabilillah, saya ternyata teringat dengan Jomblo (2006) yang menjadi salah satu romcom lokal terfavorit saya. Sesuai judulnya, keduanya menceritakan empat sahabat yang bernasib sama dalam hal percintaan. Keduanya pula sama-sama diadaptasi dari novel. Bedanya, Jomblo Fi Sabilillah dikemas sebagai sebuah drama reliji dengan sedikit sisipan petuah yang menunjukkan ideologi penulis naskahnya.

Continue reading