Tag Archives: Alim Sudio

Review Film Kuyang: Sekutu Iblis Yang Selalu Mengintai

Film tentang kuyang yang layak tayang tapi punya kesan mixed

Ada alasan khusus mengapa saya agak terlambat untuk menonton Kuyang: Sekutu Iblis Yang Selalu Mengintai. Pertama, saya merasa perlu melewatkan sajian horor ini karena berasal dari sutradara dan rumah produksi yang sama dengan Detak/Tarian Lengger Maut (2021). Sebuah film dengan akhir yang tidak jelas, yang bahkan versi panjangnya pun tidak dapat mengangkat kualitasnya. Selain itu, sebelum ini juga saya sudah pernah menyaksikan film horor yang menampilkan sosok kuyang dengan efek visual yang akhirnya malah membuat saya ingin menertawakannya. Namun, ada kejutan dari ulasan penonton awalnya yang mengklaim bahwa karya terbaru dari Yongki Ongestu ini adalah sesuatu yang berbeda. Setidaknya, tidak menampilkan sosok hantu tanpa kepala tersebut secara asal seram.

Continue reading

Review Film Bangku Kosong: Ujian Terakhir

Sekuel atau remake?

Sebelum membuat ulasan ini, saya membaca kembali ulasan saya tentang Bangku Kosong (2006) yang saya tonton ketika masa pandemi yang lalu. Tujuannya untuk mencari tahu kaitan salah satu film horor terlaris di tahun 2000-an tersebut dengan Bangku Kosong: Ujian Terakhir. Hasilnya nihil, karena Ujian Terakhir bukan sekuel ataupun remake dari karya Helfi Kardit tersebut. Nama sekolah yang menjadi latar tempatnya pun berbeda. Dengan demikian, kutipan “takutnya seperti kejadian dulu” yang sudah diberikan pada trailer tidak mengacu pada kejadian dalam Bangku Kosong (2006).

Continue reading

Review Film Puspa Indah Taman Hati (2023)

Ketika Prilly memerankan dua karakter berbeda

Gita Cinta Dari SMA (1979) dan Puspa Indah Taman Hati (1979) adalah dua film romansa remaja yang saling bersambung dan menginspirasi film-film remaja setelahnya. Kisahnya direka ulang di tahun ini lewat modifikasi naskah dari Alim Sudio. Perilisan Puspa Indah Taman Hati di tengah tahun ini sudah diisyaratkan oleh teaser yang menutup Gita Cinta Dari SMA pada bulan Februari lalu. Daya tarik utamanya, selain rasa penasaran akan kelanjutan kisah Galih dan Ratna adalah Prilly Latuconsina yang ditantang untuk memerankan dua karakter wanita berbeda, yakni Ratna dan Marlina.

Continue reading

Review Film Ketika Berhenti Di Sini

Film Umay yang lebih baik dari debutnya?

Tahun lalu, Umay Shahab hadir sebagai sutradara dengan debut film panjangnya. Karyanya tersebut menjadi salah satu film lokal terlaris di tahun lalu meski tingkat okupansi studio bioskop tidak maksimal karena pengaruh pandemi. Tahun ini, Umay kembali merilis sebuah film panjang yang mempertahankan kebaikan dari film pertamanya. Namun, kali ini terasa lebih personal dan menunjukkan passion dirinya sebagai seorang sutradara.

Continue reading

Review Film Why Do You Love Me

Film remake dari mana lagi nih?

Ulasan kali ini akan berdasarkan sudut pandang saya yang belum pernah menonton cerita asli yang diadaptasi oleh Why Do You Love Me, Come as You Are (2011) atau judul aslinya, Hasta la vista. Saya pun tidak tahu sudah berapa kali film tersebut dibuat versi remake-nya. Maka itu, tidak akan ada perbandingan langsung antara karya terbaru dari Herwin Novianto ini dengan film asal Belgia tersebut. Namun, elemen yang diadaptasi dalam naskah buatan Alim Sudio akan mudah dikenali oleh penonton awam kita.

Continue reading

Review Film Hati Suhita

Wedding Agreement 2.0?

Kita pernah punya film reliji yang menceritakan pernikahan tanpa cinta yang berawal dari perjodohan dan memiliki sosok wanita ketiga di dalamnya, judulnya adalah Wedding Agreement (2019). Film yang disutradarai Archie Hekagery tersebut sampai dibuatkan versi serialnya tahun lalu. Tahun ini, Starvision Plus kembali merilis sebuah film reliji yang akan mengingatkan kita pada serial dari Wedding Agreement, berasal dari sutradara yang sama pula, yakni Hati Suhita.

Continue reading

Review Film Buya Hamka Vol. I

Film bertabur bintang

Film yang mengangkat kisah hidup Buya Hamka ini saya nobatkan sebagai film bertabur bintang setelah Bebas (2019). Dari posternya saja kita sudah banyak melihat wajah-wajah yang tidak asing di dunia perfilman kita, termasuk dua pemerannya yang kini sudah tutup usia. Selain kuantitas pemeran yang terlibat, ternyata film ini pun hasil kolaborasi dua rumah produksi besar, Falcon Pictures dan Starvision Plus, yang mana juga didukung langsung oleh Majelis Ulama Indonesia. Namun, ternyata film karya Fajar Bustomi ini akan dibagi ke dalam tiga bagian dan kita tidak akan langsung bertemu semua jajaran bintangnya pada film pertamanya ini.

Continue reading

Review Film Kembang Api

Akhirnya kita punya film time loop lagi

Setelah Sabar Ini Ujian (2020), akhirnya ada lagi film Indonesia yang menggunakan konsep time loop untuk menggerakkan ceritanya. Kembang Api, karya terbaru dari Herwin Novianto ini lah judulnya. Naskahnya yang ditulis Alim Sudio merupakan skenario adaptasi dari salah satu film Jepang, 3 Feet Ball & Souls (2017). Sebuah film yang tentu belum saya tonton karena saya pun baru mendengar judulnya beberapa hari sebelum menonton Kembang Api. Maka itu, materi promosi bernada “adaptasi film Jepang” tidak mempengaruhi saya untuk tertarik pada film ini, yang ternyata menjadi salah satu film terpenting untuk ditonton di tahun ini.

Continue reading

Review Film Gita Cinta dari SMA

Remake yang tak terduga mengharukan

Saya menonton Gita Cinta dari SMA dengan berbekal sedikit pengetahuan akan sinopsis film aslinya yang dirilis tahun 1979, tidak sampai detil berupa adegan demi adegan. Namun, tanpa tahu cerita aslinya, saya dapat menjamin bahwa penonton akan tetap bisa terbawa romantisme antara kedua pemeran utamanya. Toh cerita yang dibawakan adalah sebuah kisah percintaan yang umum. Bedanya, latar tahun 1980-an tetap dipertahankan sebagaimana materi aslinya yang bercerita di masa Orde Baru.

Continue reading

Review Film Bayi Ajaib

Remake yang ternyata punya visi yang lebih besar

Saya ingat betul, ketika hari pertama ditayangkannya remake Bayi Ajaib di bioskop beberapa hari yang lalu. Ketika itu, ulasan saya akan film orisinilnya menjadi salah satu hasil pencarian yang paling banyak diklik. Kira-kira begitulah antusiasme warganet terhadap film pertama yang diproduksi Falcon Black Pictures, yang merupakan “anak” dari Falcon Pictures yang khusus memproduksi film-film horor. Mereka antara ingin tahu dulu sinopsis dari film aslinya atau salah mengira bahwa ulasan tersebut adalah ulasan untuk versi remake-nya.

Continue reading